Pengelasan merupakan cara penyambungan logam yang paling efisien sehingga memainkan peranan kunci di dalam proses manufaktur dan produksi. Untuk memperoleh sambungan las yang berkualitas dan memenuhi ketentuan standard diperlukan personel pengelasan yang berkualifikasi. Kualifikasi personel pengelasan secara umum dibagi menjadi welder atau welding operator, welding inspector, welding supervisor, dan welding engineer. Karena pengelasan melibatkan proses pencairan, proses metalurgi, dan proses pembekuan logam maka diperlukan pengetahuan yang mendalam untuk dapat menghasilkan sambungan las yang berkualitas dan memenuhi persyaratan dari segi kekuatan dan ekonomis.
Pekerjaan pengelasan melibatkan proses yang kompleks. Pada tahapan disain, utamanya pada tahap detail engineering, welding engineer bertanggung jawab menguji konstruksi baik dari segi keandalan dan proses fabrikasi dan ereksinya. Welding engineer harus mampu memutuskan jenis material apa yang akan dipakai untuk konstruksi, proses pengelasan yang akan digunakan, kemampuan fasilitas produksi pabrik untuk membangun konstruksi tersebut (termasuk di dalamnya kualifikasi welder dan ketersediaan peralatan pengelasan), serta pengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan apabila diperlukan pelatihan tambahan bagi welder atau tambahan investasi mesin las. Pemilihan teknik, pembuatan prosedur pengelasan, dan spesifikasi filler material, termasuk semua jenis consummable berada di bawah tanggung jawab seorang welding engineer. Pada tahap fabrikasi atau ereksi, welding engineer harus memberi persetujuan terhadap urutan proses. Secara keseluruhan welding engineer memegang peranan penting dalam pelaksanaan proses produksi.
Pelaksanaan training welding engineer level SWE, WE dan AWE ini merupakan implementasi bantuan dan kerjasama ekonomi bilateral antara pemerintah Jepang dan Indonesia yang merupakan manifestasi dari Economic Partnership Agreement (EPA).
Tujuan dari pelaksanaan training ini adalah untuk meningkatkan kompetensi insan pengelasan Indonesia dalam bidang industri manufaktur dan fabrikasi, juga dalam rangka penyiapan masuknya investasi Jepang di Indonesia yang ditujukan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dikenal dengan MIDEC (Manufacturing Industry Development Center)
Dengan adanya pelaksanaan skema dual certification ini diharapkan dapat meningkatkan kualifikasi insan pengelasan Indonesia secara internasional, khususnya di perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia, dan meningkatkan keterlibatan insan pengelasan Indonesia pada project internasional. Meskipun hanya diselenggarakan selama 5 hari dan setengah hari ujian, namun level sertifikat ini setara dengan welding engineer yang dikualifikasi oleh badan lainnya.
Asosiasi Pengelasan Indonesia/Indonesian Welding Society (API/IWS) dalam hal ini bertindak sebagai executive agency untuk kegiatan MIDEC sub sektor pengelasan. JWES sendiri juga ditunjuk oleh pemerintah Jepang sebagai executive agency dalam bidang pengelasan. Sesuai hasil pertemuan antara API/IWS dan JWES pada tanggal 22 September 2010 lalu, direncakan akan diadakan 7th Welding Seminar & Certification for SWE, WE dan AWE pada bulan Februari 2011 di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar